Materi Pertemuan Keempat
MATERI
PERTEMUAN KEEMPAT
Nama : Hani Mardiati
Kelas : 2EB17
NPM : 23216186
1. Peran
Koperasi
a. Peran
Koperasi di Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan
pasar dengan jumlah penjual dan pembeli banyak tapi skala produksi relative
kecil.
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
o
Setiap perusahaan adalah pengambil harga
o
Perusahaan mudah keluar dan masuk pasar
o
Perusahaan menghasilkan barang yang sama
o
Banyak perusahaan dalam pasar
o
Pembeli memiliki informasi yang sempurna
tentang kondisi pasar
Berdasarkan kondisi di
atas, dapat diamati keseimbangan / ekuilibrium dari suatu badan usaha koperasi
untuk jangka waktu pendek, menengah, dan jangka panjang. Dalam struktur pasar
persaingan sempurna, harga ditentukan oleh keseimbangan permintaan (demand)
dengan penawaran (supply). Oleh sebab itu, perusahaan yang bersaing dalam pasar
persaingan sempurna disebut penerima harga (price taker). Jadi apabila koperasi
masuk dan menjual produknya ke pasar yang mempunyai struktur bersaing sempurna,
maka koperasi hanya dapat mengikuti harga pasar sebagai harga jual produknya.
Koperasi tidak akan dapat mempengaruhi harga, walaupun seluruh produk
anggotanya dikumpul dan dijual melalui koperasi.
Oleh karena itu,
persaingan “harga” tidak cocok diterapkan oleh para pelaku bisnis termasuk
koperasi di pasar bersaing sempurna. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
besar, maka koperasi harus mampu bersaing dalam hal “biaya”. Menurut konsepsi
koperasi, biaya produksi akan dapat diminimumkan berdasakan skala ekonomi, baik
sebagai koperasi produsen maupun konsumen.
b. Peran
Koperasi di Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah bentuk pasar
dimana hanya ada satu perusahaan yang menguasai pasar. Contoh : PLN,PT.KAI
Ciri-ciri pasar monopoli :
o
Tidak mempunyai barang pengganti
o
Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk
ke dalam industry
o
Dapat menguasai penentuan harga
o
Usaha secara iklan kurang di perlukan
Berdasarkan ciri-ciri
tersebut, sepertinya agak sulit bagi koperasi untuk menjadi pelaku monopoli di
masa yang akan datang, baik dalam cakupan local, regional maupun nasional.
Dilihat dari prospek bisnis di masa yang akan datang, struktur pasar monopoli
tidak akan banyak memberi harapan bagi koperasi. Selain adanya tuntutan lingkungan
untuk menghapus yang bersifat monopoli, pasar yang dihadapi akan semakin
terbuka untuk persaingan.
c. Peran
Koperasi di Pasar Monopolistik
Suatu bentuk pasar
dimana terdapat banyak produsen yang menjual barang serupa tetapi ada perbedaan
dalam beberapa aspek (gabungan antara persaingan sempurna dan monopoli).
Ciri-ciri pasar monopolistik :
o
Terdapat banyak perusahaan di pasar tapi
tidak sebanyak persaingan sempurna
o
Barang produksinya berbeda corak
o
Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan
dalam menentukan dan mempengaruhi harga
o
Masuk dalam industry relative mudah
o
Persaingan memproduksi penjualan sangat
aktiv
Untuk menentukan bentuk
pasar dari suatu produk perusahaan, sangat tergantung kepada pembedaan
(diferensiasi) produk yang dihasilkan perusahaan tersebut dengan produk
pengganti yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Semakin kecil/sedikit
perbedaannya, maka lebih cenderung ke pasar persaingan sempurna. Sebaliknya,
semakin jauh jarak perbedaannya maka semakin cenderung ke arah bentuk pasar
monopoli.
Oleh karena itu,
apabila koperasi ingin memaksimumkan keuntungannya dalam struktur pasar
monopolistic, maka secara teoritis, koperasi harus mampu menghasilkan produk
yang sangat berbeda dengan yang dihasilkan oleh pengusaha lain. Tentu strategi
dan taktik bisnis dalam promosi, sedikit banyak sangat menentukan perbedaan
tersebut.
d. Peran
Koperasi di Pasar Oligopoli
Pasar oligopoly
adalah pasar di mana penawaran satu
jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih
dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli,
setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan
permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari
tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan
produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk
menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli
umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan
potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan
oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat
maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi
harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur pasar
oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital
intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri
kertas.
Ciri-ciri pasar Oligopoli:
o
Terdapat banyak pembeli di pasar.
o
Hanya ada beberapa perusahaan(penjual)
yang menguasai pasar.
o
Umumnya adalah penjual-penjual
(perusahaan) besar yang memiliki modal besar saja (konglomerasi)
o
Produk yang dijual bisa bersifat
sejenis, namun bisa berbeda mutunya
o
Adanya hambatan bagi pesaing baru.
o
Adanya saling ketergantungan antar
perusahaan (produsen)
o
Perlu melakukan promosi
Untuk mencegah
persaingan harga yang ekstrim, beberapa perusahaan atau pemerintah menetapkan
aturan mengenai harga standar sehingga tidak ada persaingan harga yang
mencolok.
Peran koperasi di
didalam pasar oligopoly adalah sebagai retailer (pengecer), dikarenakan untuk
terjun ke dalam pasar oligopoly ini diperlukan capital intensive (modal yang
tinggi). Koperasi dapat berperan sebagai pengecer produk berbagai jenis dari
beberapa produsen. Keuntungan diperoleh dari laba penjualan.
2. Kekuatan
dan Kelemahan koperasi dalam sistem pasar
Sebagai bagian dari
system pasar secara keseluruhan, koperasi akan bersaing dengan
perusahaan-perusahaan lain yang bukan koperasi. Untuk memenangkan persaingan,
bagaimanapun koperasi harus mempunyai kemampuan bersaing di pasar. Berbagai
strategi dan kebijaksanaan yang biasa dilakukan oleh banyak perusahaan
nonkoperasi harus digunakan oleh koperasi agar mampu meraih target pasar yang
dikehendaki. Koperasi harus mampu menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki,
mampu mencari peluang yang dapat meningkatkan pertumbuhan, memanfaatkan
kesempatan-kesempatan yang ada dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada
dalam tubuh koperasi.
Sebagai organisasi yang dimiliki oleh para anggota, koperasi sangat
mungkin memanfaatkan kekuatannya terutama yang berhubungan dengan economies of
scale, bargaining position di pasar sebagai akibat bersatunya para produsen
dalam koperasi, kemampuan dalam menghadapi ketidakpastian (uncertainty),
pemanfaatan inter-linkage market dan transaction cost sebagai akibat self
control dan self management. Kendati pun banyak kekuatan yang sebenarnya dapat
dimanfaatkan oleh koperasi, tetapi sisi lain yang masih memprihatinkan adalah
rendahnya tingkat pertumbuhan koperasi sebagai akibat ketidakmampuan koperasi
dalam mencari dan memanfaatkan peluang yang ada. Keengganan mencari dan
memanfaatkan peluang terutama karena struktur dasar koperasi yang kurang
mendukung kewirausahaan koperasi. Bila seorang anggota mempunyai kemampuan dan
kemauan dalam menemukan dan memanfaatkan peluang, maka hasil yang diperoleh
dari usaha tersebut akan dimanfaatkan oleh semua anggota atau anggota
potensial. Jika anggota tersebut memperoleh peluang, maka secara rasional
anggota tersebut akan lebih menguntungkan bila memanfaatkannya untuk
kepentingan sendiri atau bekerja dengan pihak lain yang dapat memberikan
keuntungan lebih besar dibanding keuntungan
keuntungan yang diberikan koperasi.
Bila dikaji secara teoritis, banyak kelemahan koperasi yang timbul dari
sifat dasarnya. Dalam prinsip-prinsip koperasi dapat dikemukakan terdahulu
terlihat ada kelemahan dalam struktur permodalan pada koperasi. Pemupukan modal
memang bias dilakukan melalui seperti tabungan, modal-modal pribadi yang
diberikan, dll tetapi cara itu sulit karena ada kelemahannya, yaitu :
1) Prinsip
keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela.
2) Prinsip
control secara demokratis.
3) Prinsip
pembagian sisa hasil usaha berdasarkan jasa anggota.
4) Prinsip
bunga yang terbatas atas modal.
Secara keseluruhan,
kelemahan-kelemahan koperasi dalam structural permodalan bahwa koperasi tidak
cocok untuk bidang usaha yang membutuhkan dana besar. Tetapi disisi lain
koperasi bisa untuk usaha-usaha kecil. Kelemahan dalam hal modal itu bukan
masalahnya yang besar jika dari para anggotanya dapat secara bersama-sama
meningkatkan pertumbuhan koperasi bukan mementingkan kebutuhan pribadi atau
kelompok.
Komentar
Posting Komentar